Berita  

Inovasi Yasarna oleh Ust. Hi. Yunus Nawai, MH.I Permudah Warga Binaan Lapas Gorontalo untuk Belajar Baca Al-Qur’an

Avatar photo
banner 120x600
banner 468x60

Gorontalo, 27 Maret 2025 – Pembelajaran Al-Qur’an di Lapas Kelas IIA Gorontalo semakin berkembang dengan hadirnya Metode Yasarna, sebuah inovasi dalam membaca Al-Qur’an yang diperkenalkan oleh Ust. Hi. Yunus Nawai, MH.I yang dikenal sebagai Penyuluh Agama Islam Kemenag Kota Gorontalo sekaligus Ketua Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kota Gorontalo. Dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam pembinaan keagamaan, beliau telah mengabdikan dirinya untuk membantu masyarakat, termasuk warga binaan, dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
Metode ini menjadi solusi bagi warga binaan yang ingin belajar membaca Al-Qur’an dengan lebih cepat dan efektif. Berbeda dengan metode pembelajaran tradisional, Metode Yasarna menekankan pada pendekatan yang lebih sederhana dan sistematis. Dengan struktur pembelajaran yang lebih praktis, peserta didik dapat memahami makhraj, sifatul huruf, dan hukum bacaan dengan lebih mudah. Dalam beberapa sesi belajar, peserta sudah mampu mengenali huruf hijaiyah dan merangkainya menjadi bacaan yang benar.
Menurut Ust Yunus Nawai metode ini dirancang agar lebih mudah dipahami oleh siapa saja, termasuk mereka yang baru pertama kali belajar Al-Qur’an.
“Metode Yasarna ini sangat membantu warga binaan untuk lebih cepat mengenal dan membaca Al-Qur’an. Fokus utama kita adalah bagaimana mereka bisa memahami dasar-dasar tajwid dengan baik, bukan sekadar bisa membaca tetapi juga mengetahui ilmu bacaannya. Dengan metode ini, dalam waktu singkat, mereka sudah bisa membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan benar,” jelas Ust. Yunus.
Program ini mendapat respons positif dari warga binaan yang mengikuti pembelajaran. Salah satu peserta mengungkapkan rasa syukurnya bisa belajar dengan metode yang lebih mudah dipahami.
“Awalnya saya merasa sulit untuk belajar Al-Qur’an, tetapi setelah mengikuti metode Yasarna, saya bisa lebih cepat memahami huruf dan cara membacanya. Saya jadi semakin semangat untuk belajar lebih lanjut,” ujar Ahmad.

Selain peserta, para pendamping juga merasakan dampak positif dari inovasi ini. Abdul Kasim Mootalu, staf Binadik yang mendampingi santri binaan peserta pembelajaran, menyampaikan bahwa metode ini membawa perubahan signifikan dalam waktu yang relatif singkat.
“Sebagai pendamping, kami melihat langsung bagaimana metode Yasarna ini mempercepat proses belajar para warga binaan. Banyak dari mereka yang awalnya buta huruf hijaiyah, kini sudah bisa membaca dengan lancar hanya dalam beberapa pekan. Ini benar-benar inovasi yang luar biasa,” tutur Kasim.

banner 325x300

Kepala Lapas Kelas IIA Gorontalo memberikan apresiasi tinggi terhadap penerapan metode ini. Ia menegaskan bahwa program ini sejalan dengan misi pembinaan warga binaan agar lebih baik secara spiritual dan intelektual.
“Kami sangat mendukung pembelajaran yang inovatif ini. Kami melihat sendiri progres luar biasa dari peserta. Ini membuktikan bahwa dengan metode yang tepat, pembelajaran bisa menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Kami berharap program ini terus berlanjut dan semakin banyak warga binaan yang bisa merasakan manfaatnya,” ungkap Kalapas.
Dengan adanya inovasi ini, Metode Yasarna menjadi harapan baru bagi warga binaan Lapas Kelas IIA Gorontalo untuk semakin dekat dengan Al-Qur’an. Pembelajaran yang cepat, mudah, dan aplikatif ini membuktikan bahwa siapa pun bisa belajar, asalkan memiliki niat dan metode yang tepat.

#ImipasBersinar
#ditjenpaskanwilgorontalo
#LapasGorontaloIKHLAS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *